Saturday, April 09, 2005

The Oldest Microbe on Earth?

Ahli-ahli geologi telah menemukan lubang-lubang berukuran mikroskopis pada batuan kaca vulkanis, dimana beberapa makhluk hidup paling awal di Bumi menggalinya 3,5 milyar tahun lalu.

Lubang-lubang di bebatuan Sabuk Barberton Greenstone Afrika Selatan itu memperlihatkan jejak-jejak karbon organik yang ditinggalkan organisme berukuran mikro di jaman purba. Mereka meninggalkan sisa-sisa karbon saat mencari jalan masuk ke batuan yang terbentuk dari aliran lava di sepanjang dasar laut pada masa Archaean.

"Terowongan yang dibuat makhluk-makhluk kecil archaea itu, sejauh ini merupakan bukti tertua mengenai kehidupan di Bumi," ujar Hubert Staudigel, seorang peneliti geofisika dari Scripps Institution of Oceanography, Universitas California, San Diego.

Dalam tulisannya di journal Science yang terbit hari Jumat (23/4), Staudigel mengatakan wilayah Sabuk Barberton Greenstone adalah salah satu tempat dimana kehidupan dimulai. "Tempat itu memiliki akses ke air laut dan lingkungan vulkanis seperti pada sistem hydrothermal bawah air lain, termasuk adanya berbagai katalisator yang diperlukan untuk membentuk kehidupan."

Sejauh ini, tak seorangpun pernah menemukan bukti tak terbantahkan mengenai kehidupan paling awal. Jejak kehidupan masa lalu sulit ditemukan dalam kondisi bagus karena bebatuan yang menyimpan bukti-bukti keberadaan mereka kebanyakan telah mengalami proses geologi berupa pemanasan, tekanan, dan pelipatan, yang merusakkan jejak tersebut.

Pada tahun 1996, para peneliti menemukan bebatuan di Greenland, berumur 3,85 milyar tahun lalu, yang mengandung jejak-jejak bakteri. Kemudian tahun 1999, tim lain mendapatkan sisa-sisa ganggang pada serpihan batu di Australia yang diduga berumur 2,7 milyar tahun.

Nah, dalam laporan terakhir di atas, ilmuwan kembali menemukan karbon di sepanjang terowongan mikro bebatuan. Karbon-karbon ini diyakini sebagai material organik yang berasal dari sisa mikroba.

"Karena waktu itu tidak ada tumbuhan atau hewan lain untuk dimakan, maka untuk bertahan hidup makhluk-makhluk kecil itu beradaptasi dengan makan batu vulkanis," kata Staudigel.

Mikroba-mikroba kecil yang disebut archaea itu sendiri masih ditemukan hingga saat ini. Mereka termasuk dalam golongan extremophiles --organisme yang ditemukan di lingkungan ekstrim seberti aliran bawah laut, sumber air panas belerang, dan di wilayah beku seperti Kutub Selatan.

Menariknya, beberapa dari mikroba itu memiliki terowongan --disebut microtubules-- yang serupa dengan terowongan di batuan Sabuk Barberton Greenstone. Terowongan modern yang dibuat organisme mikro pemakan batuan ini juga mengandung asam nucleic, serta karbon dan nitrogen, unsur-unsur dasar kehidupan. (Rtr/BBC/wsn)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home